Tutup Layang sendiri istilah dari warga Pantura (pantai utara) khususnya daerah Brondong, Blimbing, dan sekitarnya di Kab Lamongan. Dan istilah Tutup Layang sendiri biasanya disebut juga Petik Laut. Tutup Layang sendiri artinya penutupan akhir tahun
Budaya Tutup Layang ini sudah di lakukan turun-temurun dari beberapa generasi, Tutup layang adalah sebuah upacara persembahan kepada leluhur atas pemberian rezeki. Warga sekitar biasanya mempersembahkan hasil bumi seperti bikin tumpeng raksasa yang isinya berbagai macam ikan, dan memotong dua ekor kepala kebau untuk di arak keliling desa sebelum di hanyutkan ke laut. Dan acara Tutup Layang ini biasanya belangsung kurang lebih satu minggu.
Sebelum prosesi upacara penghanyutan tumpeng dilangsungkan, warga sekitar menggelar ritual di Pendopo Desa pada malam harinya, warga sekitar biasanya melakukan perenungan hampir semalam suntuk, dan acara ini kebanyakan di ikuti oleh para nelayan yang notabenya adalah pencari nafkah di laut.
Keesokan harinya hampir seluruh warga Brondong, Blimbing, dan sekitarnya kumpul jadi satu di Pendopo Desa, mereka akan mengarak tupeng raksasa dan kepala kerbau keliling desa dan akan dihanyutkan ke laut. Dan tempat penghanyutan tumpeng beserta dua potong kepala kebau di laut sekitar tempat pelelengan ikan (TPI) Brondong, tumpeng di hanyutkan di tengah-tengah Anjer atau di tengah-tengah tanda segitiga dan kotak yang terletak di utara TPI. Konon kalau nelayan yang mau barangkat melaut lewat tengah-tengah tanda tersebut pasti akan tenggelam tergilas pusaran air laut yang datang setiap saat. Konon di tengah-tengah tanda itu terdapat persemayaman Nyi Roro Kidul. Dan di haruskan nelayan melewati sisi kanan atau sisi kiri tanda tersebut.
Setelah prosesi acara penghanyutan tumpeng selesei, malam harinya warga sekitar melakukan pesta kegembiraan atas hasil kerja kerasnya selama satu tahun dengan menyewa pertunjukan seperti; sinder (sinden), dan pertunjukan musik dangdut untuk menghibur warga sekitar.
Mulai awal tahun 2000-an kegiatan Tutup Layang mengalami perubahan yang dulu ada upacara penghanyutan tumpeng raksasa dan kepala kerbau ke laut sudah tidak ada lagi, karena di tentang dan tidak diperbolehkan lagi oleh tokoh Agama sekitar, karena upacara seperti itu menimbulkan Musrik dan Syirik bagi umat muslim di sekitar daerah itu. dan acara Tutup Layang di daerah Brondong, Blimbing diganti dengan Pengajian Akbar, Bazar, dan hiburan masyarakat (sinder/sinden, dangdutan), dan acara ini mungkin lebih bermanfaat dari pada upacara adat penghanyutan tupeng dan kepala kerbau ke laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar